Selasa, 01 April 2014

ini kisahku..

Ini kisahku...
Berawal ketika aku masih duduk di bangku SMP, seperti kebanyakan anak remaja saat itu, ketika itu pun aku belum berjilbab, untuk sekedar menutup aurat saja belum. Pakaian favoritku dulu selayaknya pakaian remaja mainstream saat ini, celana dan kaos lengan pendek. Sampai suatu hari, seorang saudaraku, sebut saja namanya Om Fulan, ingin sekali agar aku berkerudung. Sampai-sampai beliau rela membelikan dua pasang seragam panjang baru untukku. Untuk menghargai pemberiannya itu aku pun mulai menutup aurat saat itu, meskipun belum secara kaffah. Aku pakai kerudung ketika pergi sekolah dan pergi agak jauh saja. Memang, niatku berkerudung saat itu belumlah benar dan mungkin hanya main-main saja. hal tersebut terus berlangsung hingga aku masuk sekolah menengah.Seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai sering mengikuti kajian-kajian Islam di sekolah. Pengetahuan Islamkun pun lambat laun bertambah. Aku mulai mengerti tentang kewajiban menutup aurat bagi seorang muslimah.

Sebatas yang ku tahu saat itu, aku belum berkerudung dengan benar, jauh dari kata syar’i, masih memakai kerudung yang tipis, transparan dan tidak menutup dada. Apa yang ku dapat dari kajian-kajian itu memang belum menjadi pemahaman, hanya sebatas informasi saja sehingga belum bisa mengubah caraku untuk berpakaian.Hingga akhirnya aku masuk ke perguruan tinggi. Beruntungnya bisa kuliah disini, kampus yang ‘katanya’ terbesar dan terbaik di Indonesia. tapi lebih dari itu, disini banyak hal baru yang ku dapat. aku sangat senang hadir di majelis-majelis ilmu yang ada di kampus, semakin banyak aku belajar, ternyata semakin banyak hal yang belum ku tahu. Di suatu kajian sore kala itu,

aku lupa tepatnya tanggal berapa. Disanalah baru akhirnya aku paham, mengapa seorang muslimah harus menutup aurat, semata-mata karena menaati syariat Allah, sebagai seorang hamba selayaknya kita taat dan patuh pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Aku pun mengerti ternyata menutup aurat pun ada aturannya, tidak hanya menuruti kemauan kita saja. Islam adalah agama yang sempurna dalam mengatur kehidupan, maka menutup aurat pun diatur oleh Islam, yaitu dengan berkerudung dan berjilbab. Ustadzah pengisi kajian itu pun menjelaskan perbedaan jilbab dan kerudung, “jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. (Tafsir Al-Qurthubi 14/232). Dalam surat Al-Ahzab:59, “...mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh”. jilbab adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah (Qomish/Gamis). Sedangkan khimar atau kerudung adalah apa yang dapat menutupi kepala, leher dan dada tanpa menutupi muka (Al-Baghdadiy, 1991). An-nur:31, “...menutup kain kerudung ke dadanya”.

Alhamdulillah, sejak sore itu, ku azzamkan diri ini untuk berhijab sesuai dengan yang Allah perintahkan. Awalnya banyak cobaan yang datang, dari dibilang seperti ibu-ibu, gak modis, gendut, kampungan, pakaian kebesaran hingga dibilang sok suci (daripada sok maksiat ;)) dan masih banyak lagi. Orang tua pun awalnya agak risih melihat penampilan baruku, katanya ‘seperti gak ada baju lain aja’, tapi alhamdulillah, orang tua tidak sampai melarangku dan sekarang sudah mulai mendukung. padahal beberapa temanku ada lho yang dilarang orangtuanya untuk berjilbab.Nah, teman-teman muslimah, tak perlu peduli apa kata orang, yang penting apa kata Allah  smoga yang belum berjilbab dan berkerudung bisa bersegera  insya Allah semua itu berawal dari pemahaman kita tentang hakikat diri ini, yang kemudian akan mengarahkan tingkah laku kita khususnya cara berpakaian kita.Kalau boleh mengutip dari ust.felix, bukan dengan kenyamanan perasaan apalagi ketenangan hati kita menjalankan syariat Islam. bukan dengan kemantapan hati dulu kita mau melaksanakan. Tapi lebih kepada menyadarkan diri sendiri, siapa kita sebenarnya, untuk apa kita di sini, dan akibat apa yang akan kita terima jika kita tidak melaksakan apa yang seharusnya kita laksanakan. Kenyamanan / ketenangan hati itu tidak seharusnya dikedepankan, begitu juga kemantapan. Tapi, menjalankan dulu syariat kemudian mendapatkan kemantapan. Dari kemantapan inilah akan timbul yang namanya kenyamanan dan ketenangan hati. insya Allah Dan semoga teman-teman muslimah yang sudah berjilbab istiqomah untuk meraih ridhoNya #‎jilbab bukan hanya untuk wanita yang pandai agama, bukan hanya untuk ibu-ibu pengajian apalagi ibu-ibu arisan, tapi jilbab untuk semua wanita yang mengaku dirinya muslimah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar